Pastikan Implementasi Pidato Presiden Sentuh Kebutuhan Dasar Masyarakat

15-08-2020 / KOMISI VI

 

Setelah penyampaian pidato Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR hari Jumat (14/8/2020), Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina berharap agar pemerintah seluruh jajaran mulai dari tingkat pusat hingga daerah untuk memastikan implementasi pidato tersebut pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

 

"Kebutuhan dasar masyarakat ini selain sandang, pangan dan papan, mesti meningkat kualitasnya pada sisi pemenuhan pendidikan, kesehatan, dan rasa aman ketika menjalani kehidupan termasuk dalam mendapat pekerjaan, beribadah dan menjalankan aktivitas usaha ekonomi," kata Nevi dalam berita rilisnya, Sabtu (15/8/2020).

 

Politisi PKS ini menyoroti kalimat pidato presiden yang menyerukan kebanggaan terhadap produk lokal dalam negeri. Ini seharusnya berimplikasi serius terhadap semua instrumen pemerintahan untuk memformulasi aktivitas bernegara bersama rakyatnya untuk mewujudkan sistem ekonomi dalam negeri yang kokoh.

 

Nevi melanjutkan, bahwa importasi Indonesia masih sangat tinggi dari tahun ke tahun. Ia ingin memastikan seluruh jajaran pemerintah untuk membuktikan kemampuannya dalam menekan importasi akan berdampak sangat besar pada keseluruhan aktivitas ekonomi kerakyatan.

 

"Pemerintah dan masyarakat Indonesia harus kembali menggalakkan beli produk dalam negeri dalam ikhtiar menyelamatkan UMKM. Tingginya importasi produk pangan rumah tangga yang terus meningkat harus menjadi perhatian. Membangun industri dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah produk nasional akan sangat berati bagi UMKM kita," tuturnya.

 

Selain Importasi yang selama ini mengganggu aktivitas dasar pelaku ekonomi di sektor UMKM, ia juga meminta kepada pemerintah untuk memperbaiki dan menata ulang manajemen penyaluran segala bentuk bantuan untuk masyarakat di seluruh Indonesia, baik berupa bantuan sembako, bansos tunai, subsidi dan diskon tarif listrik, BLT Desa, dan subsidi gaji.

 

Nevi berpendapat, sudah puluhan tahun subsidi bantuan pemerintah baik langsung maupun tidak langsung berjalan, tapi hingga hari ini, 75 tahun Indonesia merdeka, masih tidak ada perubahan signifikan terhadap kemakmuran rakyat bangsa ini. 

 

"75 tahun Indonesia merdeka, tapi negara kita belum beranjak menjadi negara maju. Semua kriteria yang ada di negeri ini masih pada kategori negara berkembang. Pemikiran ini mesti ditanamkan semua pihak terutama pemerintah agar lebih serius untuk memerdekakan bangsa kita dari garis kemiskinan dan ketergantungan dari bangsa-bangsa lain akan pangan, energi dan instrumen kesehatan," ucap Nevi mengkritisi.

 

Dikatakannya, kebutuhan dasar yang tidak kalah penting dan mesti menjadi perhatian pemerintah adalah masalah rasa aman ketika menjalankan kehidupan kita. Mewujudkan rasa aman ini mesti diawali dengan penegakan hukum yang kuat dan sesuai porsinya. Tidak memandang rakyat biasa atau pejabat.

 

"Semua kebutuhan dasar penduduk rakyat indonesia ini harus terpenuhi keseluruhannya. Karena dengan pemenuhan seluruh kebutuhan dasar rakyat ini, maka negara kita berhak menyandang negara yang adil, makmur dan sejahtera," tutupnya. (dep/es)

BERITA TERKAIT
Komposisi Direksi Baru KAI Bukan Seremonial, Harus Percepat Adaptasi dan Kebijakan Strategis
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Adisatrya Suryo Sulisto, mengingatkan jajaran direksi baru PT Kereta Api Indonesia...
Legislator Dukung Wacana Penghapusan Tantiem dan Perampingan Komisaris BUMN
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyoroti pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendapat perhatian serius dari berbagai...
Jangan Kejar Profit Saja, KAI Harus Jadikan Tanggung Jawab Publik Sebagai Prioritas
20-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulisto menegaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) tidak...
Rivqy Abdul Halim: BUMN Rugi, Komisaris Tak Layak Dapat Tantiem
19-08-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim menegaskan dukungan atas langkah Presiden Prabowo Subianto menghapus tantiem...